Resep: Lodeh Lompong

 

Lompong adalah nama lain dari batang talas atau batang keladi. Sebelum mengenal hidangan ini, saya nggak pernah tahu bahwa batang talas pun ternyata bisa disantap. Di Lodeh Lompong ini, beberapa teman sempat menyangka kalau ini adalah terong. Sekilas memang mirip. Hanya saja, lompong lebih berserat dibanding terong. Pun, bumbunya dapat meresap lebih dalam di bahan ini.

Berbeda dengan lodeh yang biasa saya santap, yang kuahnya cenderung encer, resep lodeh lompong ini menghasilkan kuah yang begitu pekat. Citarasanya gurih pedas. Kaya, namun bumbunya tak sekompleks kekayaan rasanya.

Bahan: 

  • Batang dari 3 buah talas, dipotong-potong kemudian cuci bersih dan dikukus hingga matang. Sisihkan.
  • 10 siung bawang putih
  • 14 butir bawang merah
  • 15 cabai merah keriting
  • 5 sdm minyak sayur
  • 1 papan petai, kupas, belah jadi dua bagian
  • 1 ruas lengkuas
  • 3 lembar daun salam
  • 400cc santan Kara
  • 500cc air matang
  • Garam
  • Gula

Cara membuat:

  1. Haluskan: bawang putih, bawang merah, cabai keriting.
  2. Panaskan minyak sayur. Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan petai, lengkuas, daun salam.
  3. Masukkan batang talas. Aduk.
  4. Tambahkan santan dan air. Bumbui dengan garam dan gula.
  5. Masak hingga matang.

This slideshow requires JavaScript.

Hidangan ini berkuah sudah cukup pekat. Jika ingin lebih kental, air matang dapat dikurangi menjadi 300cc saja.

Selamat mencoba!

 

 

Membuat Ekstrak Vanili

Sedang getol-getolnya bereksperimen dengan cold brew coffee, terlintas dalam pikiran saya untuk memasukkan unsur rasa vanili di dalamnya. “Pasti enak nih!” pikir saya. Jadilah saya masukkan 2 batang vanili, hadiah dari seorang kawan di Madagascar, ke dalam 1,5 liter kopi yang sedang saya seduh dalam air suhu ruangan.

8 jam berlalu. Jadilah sudah cold brew coffee buatan saya. Nihil rasa maupun aroma vanili di dalamnya. Huh… Gagal! Selidik punya selidik, ternyata saya harus terlebih dahulu membuat vanilla extract, alias ekstrak vanili.

20160423_115159

Botol berisi batang vanili dan vodka

 

Bahan:

  • 240 cc vodka*
  • 5 batang vanili

Cara membuat:

  1. Potong batang vanili menjadi 2. Belah batang vanili.
  2. Masukkan ke dalam botol kaca bersih yang kering. Tuangkan vodka ke dalamnya, hingga semua batang vanili terendam. Tutup rapat.
  3. Simpan botol di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung di suhu ruangan selama setidaknya 1 bulan. Sesekali dalam 2-3 hari, kocok botol agar isinya tercampur dengan baik.
  4. Waktu idealnya adalah 3 bulan. Semakin lama disimpan, semakin kompleks aroma vanili yang tercipta, tentu saja, semakin baik.

Tips:

  • Waktu idealnya adalah 3 bulan. Semakin lama disimpan, semakin kompleks aroma vanili yang tercipta, tentu saja, semakin baik.
  • Alkohol yang digunakan bisa berbagai macam, misalnya wiski, brandy atau rum. Tapi vodka merupakan alkohol yang paling netral untuk membuat ekstrak vanili ini. Saya pernah mencobanya dengan menggunakan Absolut Raspberri, tapi aroma raspberry terlalu kuat hingga mengalahkan vanili itu sendiri- sehingga tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan.
  • Jika sudah jadi dan menginginkan hasil akhir yang bening tanpa residu vanili, bisa pindahkan ke botol lain dengan menyaringnya menggunakan coffee filter.

Memang dibutuhkan kesabaran ekstra untuk membuat ekstrak vanili ini. Tapi percaya deh; worth every second of waitin’!

 

Ditantang Masak Salmon Woku

Ketika suatu hari saya ditelepon dan diajak untuk ikutan masak buat dummy acara “Dare To Cook With Bara“, saya langsung mengiyakan. Selain karena di episode perdana ini, saya akan disandingkan bareng sahabat saya, Tria Nuragustina – editor boga Femina – pada dasarnya saya ingin bertemu Bara Pattiradjawane. ‘Amma big fan of this guy.

Konsep acara ini, seperti tertera jelas pada judulnya, ya menantang masak kedua tamu. Resep dan bahan sudah disediakan. Waktu itu saya dan Tria ditantang untuk membuat Salmon Woku. Di mana tantangannya kalau sudah ada resep? Bagi kami, tantangannya adalah menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Di rumah kan, kalau mau masak, tinggal minta bantuan ART buat ngiris bawang, ngulek cabe, dan hal-hal “yang terlihat sepele padahal membutuhkan keahlian tersendiri” itu. Lha di acara ini, kami kan harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Maka terjadilah insiden-insiden minor nan jenaka tanpa skenario pada saat masak (dan shooting!) berlangsung; mulai dari bawang yang mental dari cobek saat diulek, sampai cara kami memotong cabe yang habis-habisan dicela teman-teman saat mereka menonton tayangan ini. Eh, tapi ada sih beberapa orang yang menyangka bahwa saya pura-pura nggak bisa masak di acara ini, atas tuntutan tim kreatif! :p

Ketika akhirnya Salmon Woku kami jadi, versi saya dan versi Tria ternyata jauh berbeda – walaupun menggunakan resep dasar yang sama. Buatan saya jadinya lebih segar, sedangkan punya Tria jadi lebih pedas. Nggak ada yang benar maupun salah. Karena, seperti ujar Bara, “Cara masak dan selera lidah adalah urusan pribadi.” Setuju banget! Yang penting, jangan pernah takut buat mulai masak.