Sudah pernah datang ke The Dharmawangsa Hotel untuk menikmati Super Sunday Brunch? Apparently, ini bukan sekedar Sunday Brunch biasa. Super Sunday Brunch, menurut Executive Chef The Dharmawangsa, Vindex Tengker, hanya diselenggarakan sebanyak 3x dalam setahun. Pantas saja, ketika saya melihat jajaran menu yang ditawarkan (ada lebih dari 120 jenis hidangan!!!), semuanya benar-benar jaw dropping! Mulai dari aneka caviar, foie gras, Peking duck, oyster, scallop, lobster, crayfish… Omaggah, omaggah!!! Belum lagi sederetan keju dari AOC “Chantal” artisan cheese. Duh, bikin panik saja :’D
Dalam kamus saya, kalau ada acara seperti ini, yang harus saya pilih adalah makanan-makanan yang tidak mudah saya dapatkan sehari-hari. Baik karena memang langka, atau karena harganya selangit. Hahaha… Jadi, pilihan pertama saya jatuh pada foie gras yang di-pan fried, kemudian disajikan di atas brioche toast, dengan tangerine glaze dan nanas yang di-caramelize. Foie gras ini dimasak sampai tingkat kematangan medium. Fatty, sekaligus creamy. Manis dan asam dari glaze dan caramelized pineapple bergantian menemani kemewahan yang perlahan lumer di lidah.
Scallop berukuran semi-gigantik di jajaran fish & seafood station, tentu saja tak luput dari pandangan saya. Di piring yang sama, saya juga mengambil oyster, udang, lobster, serta crayfish. Tapi saya hanya mengambil sambal matah sebagai condiment. Itu pun nyaris tak tersentuh karena saya terlalu ingin meng-appreciate kesegaran seafood ini apa adanya.
Di caviar station, produk dari Calvisius Caviar dengan varian Tradition, Da Vinci dan Caviar De Venise tentu saja menduduki peringkat teratas di lidah saya. Saya menyendoki secukupnya di atas wheat blinis yang tersedia. Selain itu, saya tetap mengambil ikura (telur ikan salmon) dan telur ikan ocean trout yang warna dan bentuknya mirip sekali dengan ikura hanya saja ukurannya sedikit lebih kecil. Tobiko (telur ikan terbang) saya lewatkan karena masih sering “ketemu” di restoran Jepang manapun. Hahaha… Sok banget ya? :p
Dari boutique cheese, saya mengambil semua soft cheese dan menikmatinya hanya dengan beberapa keping kecil crackers. Duh, jangan tanya nikmatnya! Kebetulan, saya memang penikmat keju. Semakin tajam aroma dan rasanya, semakin lidah saya menikmatinya!
Saya sendiri, bersama sejumlah food blogger (ada mas Amril Gobel, Jessica Darmawan, Leo Slatter, mbak Mira Sahid, Rian Farisa, Umay, Verdi Danutirto, mbak Yenny Widjaja, dan Ivan Natadjaja), dan juga ada mbak Santhi Serad, diundang oleh Omar Niode Foundation ke acara ini untuk berdiskusi tentang kuliner di Indonesia dan perkembangannya. Yayasan ini sendiri secara resmi dibentuk pada tahun 2009 untuk kemajuan agrikultur, kuliner dan budaya makan di Indonesia. Saya juga pernah ikut berpartisipasi di event Patali (Market) Day di lokasi yang sama, yang juga diselenggarakan oleh yayasan yang diprakarsai oleh ibu Amanda Katili Niode ini. Dari kedua event ini saja, saya paham benar bagaimana Omar Niode Foundation memang memiliki concern yang tinggi terhadap dunia kuliner dan turunan-turunannya. Coba cek website mereka www.omarniode.org untuk mengetahui lebih banyak mengenai kegiatan mereka. Follow juga @OmarNiode di Twitter!
[Special thanks to mbak Dian Anggraini, ibu Amanda Katili, Terzi Niode & Amanda Cole]