Marlina Yang Akan Membunuhmu Sejak Babak Pertama.

Entah hal mana yang menarik saya pertama kali sebelum akhirnya memutuskan untuk menonton film ini sendirian;

  • Pencapaian film ini secara internasional sebelum akhirnya tayang di Indonesia
  • Hype tentang betapa keren film ini, menurut timeline di Path dan Twitter

, atau…

  • Memang saya selalu tertarik pada film Indonesia?

Jawab: ketiganya benar! ;)

Bercerita tentang seorang janda yang membunuh segerombolan orang yang merampas harta serta harga dirinya. Marlina lantas menempuh perjalanan sambil membawa kepala gembong yang sudah ditebasnya, untuk dibawa ke kantor polisi. “Ini sang tahanan,” demikian ia menyebut si korban. Oh, no. Wait. Actually, Marlina kan korbannya?

Menonton film ini, emosi semakin diguncang akibat begitu misteriusnya sosok Marlina ini. Membuat mempertanyakan diri sendiri, “Haruskah kita iba pada perempuan ini?” Datar emosinya seringkali membuat bergidik. Sehingga, kerap, ketika posisi Marlina terpojok, kita berharap situasi bisa akhirnya bersahabat pada nasibnya, demi menenangkan perasaan kita saat menyaksikan film ini. Ada kalanya pun, kita akan dibuat tertawa oleh sesuatu yang pula bukan komedi. Weirdly stunning, and stunningly weird!

Pemeran pembantu juga semuanya layak dipuji. Music scoring yang juga baik. Film ini secara keseluruhan memang bagus.

Sutradara: Mouly Surya

Pemeran Utama: Marsha Timothy

Service Baik di Resto? Penting Banget!

Most likely, saya akan lebih memilih pergi ke restoran atau café yang makanannya biasa biasa saja tapi service-nya baik, dibanding ke tempat yang makanannya enak banget tapi service-nya buruk. Saya sendiri sering bertanya-tanya, apakah pengelola tempat makan sebenarnya selalu punya SOP (Standard Operating Procedure), atau tidak. Atau, kalau pun ada, SOP-nya seperti apa sih?

Apa bayangan saya tentang SOP yang baik?

  • Ketika customer datang, waiter akan menyapa (selamat pagi/siang/sore/malam). Menanyakan berapa jumlah orang yang akan bersantap, ingin duduk di smoking atau non-smoking area, lantas mengantar customer ke tempat duduknya.
  • Memberikan buku menu, sambil memberitahukan mana menu yang sedang tidak available, dan menawarkan diri untuk memberikan rekomendasi menu jika diinginkan.
  • Mencatat semua order, dan mengulang dengan jelas semuanya.
  • Mengantar semua order dengan menyebutkan nama masing-masing pesanannya, dan mempersilakan pelanggan untuk menikmati hidangan.
  • Memberikan tagihan (bill) saat diminta. Memberikan informasi jika ada promo yang sedang berlaku. Menanyakan feed back atas hidangan atau layanan, atau memberikan feedback card jika memang ada.
  • Mengucapkan terima kasih.

Tiap tempat makan, pasti SOP-nya berbeda-beda sih. Tapi bagi saya, yang penting keramahan yang nggak dibuat-buat. Karena keramahan yang sincere itu jadinya hangat, tamu akan merasa seperti di rumah sendiri. Means? They’ll come back. Definitely.

Sedikit cerita. Di Sop Kaki Kambing Irwan di Blok M, kali kedua saya datang, pedagangnya sudah akrab memanggil nama saya dan menyebutkan pola pesan saya: potong besar-besar, tidak pakai kecap, daun bawang & vetsin. Hanya kuah. Hal ini dilakukannya juga pada pelanggan lain. Hal yang tampak sederhana ini efeknya besar. Pelanggan, termasuk saya, merasa diistimewakan. Kami kembali terus ke tempat ini.

 

Hello! :)

Ade Putri

Mungkin akan ada beberapa hal yang akan dapat saya share lewat blog ini. Tapi sepertinya akan lebih banyak tentang makanan, karena memang di situlah saya bisa banyak bercerita & berbagi tentang hal-hal yang saya ketahui.

Beberapa hal tentang saya & tulisan-tulisan saya nantinya yang mungkin kamu perlu tau adalah;

  1. Saya masih sering menggunakan kata “enak” & “nggak enak”, instead of “suka” & “nggak suka”. Jadi, kalau ada tulisan di mana ada sebuah makanan yang saya bilang enak, dan menurut kamu nggak enak, maka anggap saja begini: sebenarnya, selera kita berbeda. As simple as that.
  2. Saat ini, gadget saya untuk memotret hanya iPhone 4s. Ada sebagian foto yang saya ambil menggunakan Sony Xperia Z. Mungkin ke depannya, saya akan nyoba belajar motret pakai kamera yang agak lebih “serius”. Agak lho, ya.
  3. Saya lebih sering makan daripada masak. Bukan nggak bakat, tapi jarang ada waktu.
  4. Saya tidak menerima imbalan dalam menuliskan review tentang masakan, resto, atau produk makanan/minuman.
  5. Feel free to copy & paste my writings. But, please, put on some credits by adding up the source’s URL to it.

Enjoy my writings.

Love, Ade Putri