Belanja Dengan Koin Bambu Di Pasar Papringan

This slideshow requires JavaScript.

Terletak di dusun Ngadipuro, desa Ngadimulyo, kecamatan Kedu di Temanggung, pasar papringan ini bukan pasar biasa. Diselenggarakan hanya setiap Minggu Pon serta Minggu Wage, hutan bambu seluas sekitar 3ribu meter persegi ini “disulap” menjadi pasar terkonsep yang amat menarik.

Inisiatifnya datang dari Singgih Kartono, orang di balik radio kayu Magno serta sepeda bambu Spedagi. Tak sendiri, beliau dibantu oleh Fransisca Callista yang menjadi eksekutor dari konsep serta ide gagasan pasar tersebut. Pasar papringan dibuat untuk merevitalisasi desa ini agar menjadi mandiri. Dengan tidak menghilangkan kearifan lokal, diharapkan pasar papringan ini akan berkelanjutan – tidak menjadi sesuatu yang sifatnya sesaat saja. Kegiatan ini melibatkan masyarakat sekitar, dengan tujuan untuk membangun manusianya pula. Sudah 100 kepala keluarga dari 110 kepala keluarga lokal dilibatkan. Ibunya berdagang, sang ayah dan pemudanya ditempatkan di bagian parkir atau mengatur keamanan, sedangkan anak yang lebih muda lagi biasanya menjadi relawan di bagian keuangan, kebersihan serta divisi lain pendukung gelaran ini.

Tercatat tak kurang dari 80an pedagang yang tersebar di 40 lincak dagang ada di sini, dengan jumlah pengunjung pernah mencapai 5ribu orang dengan jam operasional dari pukul 6 pagi hingga 12 siang ini. Angkanya bikin melongo ya? Tunggu. Bicara tentang penghasilan kotornya, setiap stand pedagang kuliner bisa menjual umumnya 150 porsi makanan berat dengan kisaran harga 4 koin pring. Sedangkan untuk makanan ringan, tiap orangnya dapat membuat 3 jenis makanan dengan jumlah sekitar 400 potong dan dihargai 1 koin pring. Wah!

14 Januari 2018, saya menyambangi pasar papringan. Pasar yang dibuka pada 14 Mei 2017 silam ini sudah berjalan untuk ketigabelas kalinya. Dengan akses jalan kecil yang masih dapat dilalui mobil, saya lantas memarkir mobil di halaman rumah warga yang terdapat di sana. Lantas menempuh sekitar 500 meter dengan berjalan kaki menuju lokasi. Di gerbang, terdapat tempat penukaran koin pring alias koin bambu senilai 2ribu rupiah perkeping. Semua transaksi yang terjadi di pasar ini harus menggunakan koin pring sebagai alat tukarnya. Pengunjung dapat membeli koin pring satuan atau serenceng. Koin ini nantinya tidak dapat ditukarkan ke uang rupiah lagi. Jadi, habiskan koin pringnya, atau simpan untuk nanti digunakan di pasar papringan berikutnya.

Toh, harga dagangan di pasar papringan tak akan mengoyak isi dompet. Beberapa yang sempat saya ingat adalah lontong mangut dihargai 6 pring, ekstra sambal goreng iwak melem tambah 2 pring, tape ketan sekeranjang isi 10 seharga 5 pring, tempe koro tiga buah dihargai 2 pring, yo-yo seharga 5 pring. Terbayang lah ya range harganya. Bicara tentang apa yang tersedia di pasar ini, pun variatif banget. Mulai dari berbagai makanan jadi – baik yang ringan maupun berat, bahan-bahan masakan, buah, sayur mayur, aneka wedangan, jamu, kopi, teh, bahkan ada spot untuk wisata river tubing, sampai jasa cukur rambut dan pijat!

Banyak hal yang menarik dari pasar papringan ini. Tak hanya jenis masakan tradisional yang variatif, para pedagangnya pun dikuratori oleh tim, dan mendapatkan quality control yang baik dari penyelenggara. Tidak ada MSG, tidak menggunakan pengawet. Kurang? Pasar ini juga zero waste! Kalau bawa anak-anak, ada area bermain juga. Pun, ada spot perpustakaan. Pasar rindang ini juga merupakan non-smoking area. Bagi yang hendak merokok, ada area di dekat sebelah luar, sehingga tidak mengganggu pengunjung lain.

Sungguhlah pasar papringan ini merupakan pasar terkonsep yang amat menarik dan wajib dikunjungi. Jika ingin menginap, silakan cek Spedagi Homestay beserta paket-paket lainnya yang mereka tawarkan (mungkin perlu antar jemput dari bandara di Semarang ataupun Jogja?). Di Temanggung pun terdapat sejumlah penginapan yang juga bisa dijadikan opsi.

Segera cek penanggalan jawa untuk mencari tahu kapan lagi pasar papringan diselenggarakan, dan atur trip-mu ke sana!

Sekadar informasi tambahan, ini adalah sebagian dari aneka santapan yang dijajakan di pasar papringan; sate jamur dan aneka pepesan •  jajan pasar (klepon, bajingan, ndas borok, klemet, onde2, rondo kemulan, krasikan, aneka jenang, dawet ayu, dawet anget) • aneka klethikan • teh bambu •  lemang • degan bakar • sego abang • bubur kampung • gule ayam • lontong mangut • serundeng unjar • soto • ramesan • rujak • lutis • lotek • lesah • sego jagung putih • sego jagung kuning • gablok pecel • gono jagung • kupat tahu • gudheg • sego gono • sego kuning • nasi bakar • gorengan • godhogan • sate jamur • otak-otak jamur • tempe benguk • tempe koro pedang • tempe kecipir • rangen • pethotan • brendung • klemet • bajingan • ketan cambah • cethil • ongol-ongol • ndas borok • klepon • thiwul • iwel-iwel • ketan lopis • kimpul uran • mendut • jenang lot • rondo kemul • ketan jali • onde-onde • sawut • comro • lentho • toklo • entho cothot • kocomoto • cithak • lemper • endog bulus • endog gluduk • gethuk ireng • gethuk gulung • tape singkong • tape ketan • gemblong gurih • gemblong klomot • prol tape • sagon • apem kumbu • apem • gula kacang • gula kelapa • lepet tempe • srowol • bandos • presikan • timus • arem-arem • sagon • yangko • jadah bakar • wajik kacang ijo • jenang wijen • glanggem • ketan serundeng • ketan bubuk • gatot • nogosari • kipo • kemplang • srengkulun • cucur • lapir beras • lapis singkong • degan • dawet ayu • dawet anget • dawet ireng • wedang ronde • wedang lungkrah • susu kedele • wedang tape • sop buah • kolak pisang • kolak kimpul • jenang candil • jenang baning • jenang telo • teh manis • es jeruk • kopi • lathak • grubi • akar kelapa • intip • peyek daun • peyek kacang • peyek rebon • kering • sambel • endog asin • samier • criping poyor • criping ilat • criping pisang… Wuakeh!!!

 

Resep: Ikan Bawal Kukus

Kalau dapat bahan ikan yang bagus, saya selalu memilih untuk mengolahnya secara sederhana. Bumbu minimalis, proses sederhana. Menonjolkan kualitas ikan tersebut instead of bahan-bahan lainnya. Jadi ketika mendapatkan bawal Jepang dari The Chilly Bin, langsung memutuskan untuk mengukusnya. Ikan bawal selain mudah dibersihkan karena tidak bersisik, punya daging tebal & kulit yang kenyal. Cocok sekali buat disteam.

Untuk teman makannya, saya bikin sambal luat – sambal khas Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ternyata, cocok banget!

Bahan:

  • 1 ekor bawal Jepang, bersihkan.
  • 5 siung bawang putih, dicincang kasar
  • 2 ruas jahe, kupas dan iris seperti korek api
  • 4 cabe rawit, iris
  • 2 daun bawang. Bagian putihnya diiris tipis, bagian hijau dipotong sepanjang 3 cm.
  • 4 sdm kecap asin
  • 3 sdm minyak wijen

Cara membuat:

  1. Lumuri ikan dengan kecap asin dan minyak wijen. Masukkan sepertiga bahan-bahan lainnya ke dalam tubuh ikan. Sisanya, ditaruh di atas dan bawah ikan di loyang tahan panas.
  2. Kukus sampai matang.

*saya menggunakan Cubie oven dari Panasonic. Memakai mode Steaming High, selama 15 menit. Mudah digunakan, dan matang sempurna!

Bahan sambal luat:

  • 8 cabai merah keriting
  • 4 cabai rawit merah
  • setengah genggam daun ketumbar, cincang halus
  • 3 jeruk lemon cui, bersihkan kulitnya. Iris, lantas buang bijinya.
  • Garam secukupnya

Cara membuat sambal luat:

  1. Haluskan semua bahan sampai tercampur. Tidak perlu sampai halus benar.
  2. Simpan dalam wadah bersih tertutup. Bisa disimpan sampai seminggu di dalam kulkas.

    This slideshow requires JavaScript.

Resep: Lodeh Lompong

 

Lompong adalah nama lain dari batang talas atau batang keladi. Sebelum mengenal hidangan ini, saya nggak pernah tahu bahwa batang talas pun ternyata bisa disantap. Di Lodeh Lompong ini, beberapa teman sempat menyangka kalau ini adalah terong. Sekilas memang mirip. Hanya saja, lompong lebih berserat dibanding terong. Pun, bumbunya dapat meresap lebih dalam di bahan ini.

Berbeda dengan lodeh yang biasa saya santap, yang kuahnya cenderung encer, resep lodeh lompong ini menghasilkan kuah yang begitu pekat. Citarasanya gurih pedas. Kaya, namun bumbunya tak sekompleks kekayaan rasanya.

Bahan: 

  • Batang dari 3 buah talas, dipotong-potong kemudian cuci bersih dan dikukus hingga matang. Sisihkan.
  • 10 siung bawang putih
  • 14 butir bawang merah
  • 15 cabai merah keriting
  • 5 sdm minyak sayur
  • 1 papan petai, kupas, belah jadi dua bagian
  • 1 ruas lengkuas
  • 3 lembar daun salam
  • 400cc santan Kara
  • 500cc air matang
  • Garam
  • Gula

Cara membuat:

  1. Haluskan: bawang putih, bawang merah, cabai keriting.
  2. Panaskan minyak sayur. Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan petai, lengkuas, daun salam.
  3. Masukkan batang talas. Aduk.
  4. Tambahkan santan dan air. Bumbui dengan garam dan gula.
  5. Masak hingga matang.

This slideshow requires JavaScript.

Hidangan ini berkuah sudah cukup pekat. Jika ingin lebih kental, air matang dapat dikurangi menjadi 300cc saja.

Selamat mencoba!